Ibuku Meninggalkanku, Untuk Selamanya..
Friday, 4 January 2019
Edit
Ibu yaitu jantung dalam setiap rumah, yang mengaliri detik-detik hari dengan keberadaannya. Sejak kita membuka mata hingga menutup mata kembali. Saat semua masih berselimut hangat dalam tidur, langkah kakinya sudah menapaki awal fajar yang dingin. Gemericik air dan suara ketel seolah menjadi iramanya dalam mengucapkan salam selamat pagi. Lalu, sujud panjang menjadi ritual perbincangannya dengan Alloh di sepertiga malam terakhir. Bulir-bulir air mata membasahi mukenamu, menjadi satu kepasrahan yang sudah menyatu dalam setiap tarikan nafasmu.
Apa yang ada dalam benakmu, ibu? seolah belakang layar itu yaitu harta terbesarmu yang hanya kamu bagi dengan Alloh. Dan yang kamu sisakan untuk anak-anakmu atau suami tercintamu hanyalah rasa ingin memberi. Seakan seluruh dunia pun akan kamu sembahkan untuk melihat anak-anakmu yang menangis menjadi tersenyum.
Ibu doamu yang panjang selalu menjadi hadiah ketika saya membuka mata, menyambut hari tanpa rasa bersalah sedikitpun. Tergesa-gesa mementingkan diri hari itu tanpa mengucapkan kata cinta ditelingaku. Dan doa itu pula yang mengantar saya pergi dan meraih apa yang saya inginkan. Dan menjelang sore, ketika kelelahan membebani ku. Doa itu pula yang menjadi pelipur lara atas kekalahan atau kegagalan. Doa yang diterjemahkan olehmu dalam hidangan makan malam yang lezat, belaian lembut yang menghibur, dan nyanyian selamat tidur hingga mata ini menutup, lelap oleh mimpi-mimpi malam. Doa itu telah mengiringi ku semenjak diri ini hanya nutfah dan ketika kamu melahirkanku ke dunia, saya hampir meninggal kekurangan cairan otak. Hingga sekarang ku telah tumbuh menjadi dewasa. Saat melahirkan, membesarkanku, Semua itu kamu sembahkan tanpa pamrih, tanpa bayaran.
Ibu…Apa yang merasuki dirimu sehingga energi mu untuk mengasihi dan memberi begitu besar ? Bahkan untuk seorang yang tak pernah memaknai keberadaan mu sekalipun. Seolah-olah cinta mu bagi kami bukanlah nikmat, melainkan sesuatu yang biasa-biasa saja atau malah berlebihan. Mungkin saya lupa mengucap selamat pagi padamu, tapi ibu tak pernah lupa mengucapkannya, meski hanya lewat segelas susu atau sepiring nasi goreng.
Pada sosok itulah saya menghormati mu, sosok yang sangat hampir meregang nyawa demi sehirup nafas yang mengantar ku pada kehidupan. Sosok yang tak pernah mengungkit betapa melelahkannya berdiri dimalam hari, hanya untuk setetes air kencing yang membuatku protes, dan memperlihatkan air susunya sambil menyanyikan senandung sayang tanpa meminta bayaran.
Ibu…Pelukan hangat mu bagaikan selimut ketika badan ku menggigil kedinginan. Pelukan itulah candu yang menciptakan ku nyaman ketika bayi dulu. Mungkin saya telah memanipulasi tangis untuk menerima sedikit perhatianmu, walau saya tidak memperdulikan apakah kamu sedang bersedih, sakit, atau kelelahan. Denyut jantungmu pernah sedemikian akrab dengan telingaku, nyanyianmu pernah menjadi pengantar tidurku. Padamu, ada tatap mata lembut yang mengajarkanku kasih sayang. Padamu ada sejuta cara untuk mengungkapkan rasa cinta. Setiap kali kamu pergi, tak pernah seluruh hatimu ikut dibawa pergi. Karena saya yaitu separuh jiwamu, mungkin juga menjadi motivasi bagimu untuk bertahan hidup.
Ibu… Apakah pernah terlintas, bahwa separuh usiamu selalu kamu berikan untukku, anak-anakmu dan suamimu tercinta.
Semua penghormatan dari orang lain dan bahkan semua egomu telah kamu serahkan tatkala tangisan pertamaku terdengar. Semua kesendirianmu telah kamu gadaikan tatkala janin itu tertanam dalam rahimmu. Semua amarah, semua tangis, dan semua keluh telah dengan sengaja kamu tenggelamkan demi melihatku tersenyum.
Super woman itulah ibu.
Yang keberaniannya melahirkan seorang anak dihadiahkan syahid oleh Alloh. Yang dalam sehari, ia sanggup bermetamorfosis menjadi seorang ibu, atau seorang PEMBANTU sekalipun.
Ibu…Pengorbanan yaitu kata yang tak pernah lepas darimu. Untuk seorang anak durhaka sekalipun. Untuk seorang anak yang menolak ketika ibu meminta sedikit waktu darinya ( Atau jangan-jangan ibu bahkan tak pernah berani meminta nya ). Untuk seorang anak menyerupai ku yang menumpahkan keluh dan protes atas kesalahan yang tidak kamu mengerti. Untuk seorang anak yang tidak pernah mencoba memahami besar cinta yang telah kamu serahkan. Untuk seorang anak yang tidak tahu berterima kasih sehabis apa yang kamu berikan.
Kini kamu telah pergi, Sebuah memory terindah dan termanis bersama mu. Hanya do`a yang sanggup saya persembahkan atas segala pengorbanan mu, Melalui rahimmu saya lahir kedunia. Melalui rahimmu pula Alloh menyayangimu…