Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Huruf Bangsa
Sunday, 30 April 2017
Edit
Belakangan ini kita dibentuk menangis dengan hampir runtuhnya aksara bangsa Indonesia. Mulai dari perkara korupsi yang sulit diberantas, kurang pekanya generasi muda terhadap lingkungan sekitar, hingga problem kediplinan yang semakin payah. Sebagai seorang pendidik, tentu penulis tak akan berpangku tangan saja menghadapi kenyataan ini. Perlu kiranya kita menyatukan langkah untuk menanamkan kembali nilai-nilai dasar pendidikan aksara bangsa.
Menurut penulis, ada 16 nilai-nilai Dasar Pendidikan Karakter bangsa yang sanggup ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah-sekolah kita. Ke-16 nilai dasar itu sanggup diintegrasikan dalam banyak sekali kegiatan akademik dan kesiswaan. Dari sanalah kita sanggup melaksanakan pelatihan akseptor didik.
Nilai-nilai dasar pendidikan aksara yang harus diajarkan adalah:
•1. Bertakwa (religious)
Para guru harus bisa mengarahkan anak didiknya menjadi insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mampu melaksanakan perintah-Nya, dan bisa pula menjauhkan segala larangan-Nya. Orang yang bertakwa akan sadar-sesadarnya bahwa dirinya hanya hamba Tuhan yang harus bertanggungjawab dengan apa yang telah dilakukannya di dunia. Kegiatan menyerupai tadarus dan sholat berjamaah ialah merupakan pola dari kegiatan meningkatkan keimanan dan ketakwaan akseptor didik.
•2. Bertanggung jawab (responsible)
Para guru harus bisa mengajak para akseptor didiknya untuk menjadi insan yang bertanggungjawab. Mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya dan berani menanggung segala resiko dari apa yang telah diperbuatnya. Rasa tanggung jawab ini harus ada dalam diri para akseptor didik kita. Kegiatan menyerupai pentas seni ialah merupakan salah satu bentuk dimana siswa atau akseptor didik diberi tanggung jawab dalam mengelola sebuah kegiatan seni.
•3. Berdisiplin (dicipline)
Para guru harus bisa menamkan disiplin yang tinggi kepada para akseptor didiknya. Kedisiplinan harus dimulai pada ketika masuk sekolah. Budaya sempurna waktu harus ditegakkan. Siapa yang terlambat tiba ke sekolah harus terkena hukuman atau eksekusi sesuai dengan peraturan tata tertib yang berlakuk di sekolah. Sioswa harus diajarkan disiplin, dengan demikian beliau kan terbiasa disiplin dalam kehidupannya. Contoh yang paling mudaha ialah sempurna waktu. Siswa harus dididik untuk bisa sempurna waktu.
•4. Jujur (honest)
Kejujuran ketika ini merupakan hal yang langka. Para guru harus bisa memperlihatkan pola kepada para akseptor didiknya untuk bisa berlaku jujur. Ketika jujur diajarkan di sekolah-sekolah kita, maka para akseptor didik tak akan berani berbohong dikarenakan telah terbiasa jujur. Kebiasaan jujur ini terang harus menjadi fokus utama dalam pendidikan di sekolah. Sebab kejujuran telah menjadi barang langka di negeri ini. Timbulnya korupsi, kolusi, dan nepotisme ialah jawaban dari aksara jujur yang kurang terpelihara dengan baik.
•5. Sopan (polite)
Mampu berperilaku sopan ialah dambaan setiap insan. Dengan berlaku sopan orang lain akan segan kepada kita. Karakter sopan ini harus dilatihkan kepada akseptor didik, dan dicontohkan bagaimana cara berlaku sopan kepada orang lain. Terutama kepada mereka yang telah lebih bau tanah daripadanya. Tentu aksara kesopanan harus diperlihatkan dan dijunjung tinggi. Seringkali kita melihat karkater anak sekolahan yang kurang sopan. Baik dalam berbicara mamupun bertindak. Hal inilah yang harus kita rubah dalam pendidikan aksara bangsa.
•6. Peduli (care)
Peserta didik harus dilatih untuk peduli kepada sesama. Belajar melaksanakan tenggang rasa kepada orang lain dengan rasa kepedulian yang tinggi. Ketika kita mau peduli, maka saudara-saudara kita yang sedang mengalami kesulitan akan terbantu. Di situlah balasannya jiwa kepedulian kita teruji. Banyaknya musibah yang silih berganti di negeri ini, baik musibah musibah maupun peristiwa lainnya harus membuat kita semakin peduli dengan bangsa sendiri.
•7. Kerja keras (Hard work)
Peserta didik harus dilatih untuk bisa bekerja keras. Bukan hanya bisa bekerja keras, tetapi juga bisa bekerja cerdas, ikhlas, dan tuntas. Dengan begitu kerja keras yang dilakukannya akan bernilai ibadah di mata Tuhan pemilik langit dan bumi. Orang yang bahagia bekerja keras pastilah akan menuai kesuksesan dari apa yang telah dikerjakannya. Orang yang bekerja keras niscaya bisa meujudkan impiannya menjadi kenyataan.
•8. Sikap yang baik (good attitude)
Peserta didik harus mempunyai sikap yang baik. Dengan sikap yang baik akan terlihat aksara dari akseptor didik tersebut. Sikap yang baik kepada orang lain harus dicontohkan oleh guru kepada para akseptor didiknya. Dengan begitu orang lain akan menaruh hormat kepadanya alasannya ialah sikapnya yang baik. Perilaku orang sanggup dilihat dari sikap baik yang dimunculkannya. Oleh karenanya sikap yang baik harus diajarkan para guru dalam pendidikan aksara di sekolah.
•9. Toleransi (tolerate)
Peserta didik harus dilatih biar bisa bertoleransi dengan baik kepada orang lain. Toleransi harus dipupuk semenjak dini, apalagi kepada hal-hal yang bernuansa Suku, agama, Ras, dan antar golongan (SARA). Perlu tolerasi yang tinggi biar bisa memahami jikalau kita berbeda tetapi hakekatnya tetap satu juga. Toleransi antar umat beragama ialah salah satu bentuk toleransi yang paling terang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
•10. Kreatif (Creative)
Peserta didik harus diajarkan biar bisa kreatif. Dengan begitu beliau telah terbiasa membuat sesuatu yang baru. Guru kreatif akan menghasilkan akseptor didik yang kreatif pula. Ajarkan akseptor didik kita biar bisa kreatif dalam menjalankan kegiatan kesehariannya. Anak kreatif tidak lahir begitu saja. Dia lahir dari proses pendidikan yang berkelanjutan.
•11. Mandiri (independent)
Anak yang terbiasa berdikari biasanya akan jauh lebih berhasil hidupnya daripada anak yang kurang mandiri. Mandiri bukan hanya bisa bangkit di atas kakinya sendiri, tetapi juga bisa membawa dirinya untuk tidak bergantung penuh kepada orang lain. Kemandirian harus ditanamkan kepada para akseptor didik kita bila ingin anak menjadi mandiri.
•12. Rasa Ingin Tahu (curiosty)
Setiap anak niscaya mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Tentu sebagai guru kita dituntut untuk bisa mengarahkan rasa ingin tahu mereka kearah hal-hal yang positif menyerupai rasa ingin tahu mereka perihal bumi dan antariksa yang ilmunya terus berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi. Bila akseptor didik mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, amak itu ialah modal dasar untuk menjadi seorang ilmuwan muda dan kaya. Rasa ingin tahu ini harus terus dimotivasi biar para akseptor didik kita bisa juga meneliti di usia remaja.
•13. Semangat Kebangsaan (Nationality Spirit)
Para akseptor didik harus didorong mempunyai semangat kebangsaan. Dengan begitu akan ada rasa besar hati kepada bangsanya sendiri. Contoh yang paling gampang dari semangat kebangsaan ialah sepakbola. Dengan permainan sepakbola, para pemain dan penonton dituntut harus mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi. Apalagi bila kita bermain di negeri orang lain.
•14. Menghargai (Respect)
Peserta didik harus bisa menghargai hasil karya orang lain yang dilihatnya. Dengan begitu ada penghargaan yang diberikan olehnya kepada orang lain. Saling menghargai merupakan cerminan budaya bangsa yang harus dilestarikan secara turuh temurun. Mengharagai pendapat orang lain ialah salah satu pola dari aksara saling menghargai sesama.
•15. Bersahabat (Friendly)
Ketika akseptor didik sudah terbiasa bersahabat, maka akan terasalah pentingnya sebuah persahabatan. Bersahabat ialah aksara penting yang harus dimiliki oleh para akseptor didik. Kita harus memupuk rasa persaudaraan yang tinggi. Bila kita saling bersahabat, maka kita akan semakin dekat dan akrab. Dengan begitu akan semakin dekatlah hati kita masing-masing. Persahabatan bagai kepompong yang akan mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Sungguh indahnya sebuah persahabatan.
•16. Cinta tenang (Peace Ful)
Peserta didik harus cintai damai. Cinta menyayangi antar sesama anak manusia. Kita semua bersaudara dan tidak selayaknya kita saling bertengkar. Kita cinta damai, tepai kita pun cinta kemerdekaan. Siapa saja bangsa yang mengusik kemerdekaan kita, maka kita akan melawannya dengan gagah perkasa alasannya ialah kita lebih menyayangi bangsa sendiri.
Demikianlah nilai-nilai dasar pendidikan aksara bangsa yang sanggup diterapkan di sekolah-sekolah kita. Semoga kita semua sanggup menyiapkan para generasi penerus bangsa menjadi calon pemimpin masa depan yang mempunyai aksara yang penulis jabarkan di atas serta mempunyai kemampuan intektual yang tinggi. Kita pun berharap akan muncul pemimpin masa depan yang berkarakter, berintegrasi yang tinggi dan cerdas dalam melihat perkembangan sejarah bangsa.
sumber: kompasiana
Berbagai Sumber