Kesalahan Sosial Perihal Pendidikan Anak Usia Dini Yang Wajib Anda Ketahui - foldersoal.com

Kesalahan Sosial Tentang Pendidikan Anak Usia Dini _Pendidikan usia dini sangatlah penting dilakukan semenjak awal. Karena pendidikan usia dini, akan menjadi pondasi dan modal awal dalam pembentukan karakter, tingkah laku, dan moral di masa depan. Namun, pada praktiknya masih seringkali terjadi kesalahan dalam menerapkan pendidikan usia dini ini, sehingga sanggup berdampak pada kepribadian anak dikala tumbuh kembangnya kelak.
Jika pendidikan dilaksanakan dengan salah, pastinya pendidikan bukannya menciptakan anak menjadi lebih baik, namun justru menciptakan efek negatif dalam dirinya. Nah, sebagai orangtua yang bijak hendaknya Anda tahu apa saja kesalahan sosial yang seringkali terjadi dikala menerapkan pendidikan usia dini ini, semoga jangan hingga anak Anda mendapat perlakuan yang sama.

Berbagai Kesalahan Sosial Saat Menerapkan Pendidikan Usia Dini pada Anak
1. Menitipkan anak kepada orang lain semenjak dini
Kenyataan yang terjadi banyak anak yang dititipkan kepada orang lain atau kepada baby sister oleh orang tuanya. Kesibukan bekerja menciptakan para orang bau tanah menentukan mempercayakan orang lain untuk merawat anaknya. Padahal hal tersebut bukanlah solusi yang baik.

Merasa sangat prihatin, ketika melihat anak yang tidak diasuh orang tuanya sendiri semenjak kecil. Padahal anak usia dini justru membutuhkan kedekatan dengan orangtua kandungnya, dalam rangka pembentukan abjad dan kepribadian yang positif. Anak yang sedari kecil dirawat secara intens oleh orangtuanya sendiri akan mempunyai abjad positif yang lebih kuat daripada mereka yang dititipkan.

Anak-anak yang dititipkan cenderung membangkang orang tuanya atau bahkan lebih parahnya lagi terlibat dalam pergaulan bebas. Oleh lantaran itu, pendidikan usia dini sangat diharapkan tugas serta dari orang tua.

2. Sering membentak anak semenjak dini
Kesalahan sosial ihwal pendidikan usia dini berikutnya ialah kebiasaan membentak anak. Seringkali kita lihat beberapa orang bau tanah yang memarahi anaknya, membentakknya ketika mereka melaksanakan kesalahan.

Cara tersebut bahwasanya tidak dianjurkan, terlebih lagi untuk anak kecil. Apabila anak melaksanakan kesalahan, nasihatilah dengan ucapan yang positif, tanpa harus membentak atau memakai kekerasan fisik dan ucapan.

Menasihati anak dengan kata-kata positif dan penuh kasih sayang, justru akan memperlihatkan kesempatan kepada anak untuk berpikir bahwa ia telah melaksanakan kesalahan.

Berbeda kalau orang bau tanah memarahi anak dengan kekerasan, justru akan menciptakan gangguan mentalnya lantaran merasa takut, atau bahkan menciptakan anak semakin membangkang.

3. Memberikan panggilan/julukan jelek kepada anak
Pastinya Anda oke kan kalau nama yang diberikan kepada sang anak ialah doa atau keinginan dari orangtuanya. Maka dari itu, semua orang bau tanah niscaya akan memperlihatkan nama yang baik untuk anaknya, sebagai keinginan semoga anaknya mendapat kebaikan.

Namun, tidak jarang orang bau tanah yang memanggil anaknya dengan sebutan-sebutan negatif, entah lantaran sedang kesal atau alasan lain. Dan apapun itu alasannya, memanggil anak dengan sebutan yang negatif merupakan pola kesalahan sosial dalam pendidikan usia dini yang sanggup berdampak fatal.

Sebagai pola seorang anak yang kurang cekatan, dipanggil “lemot”. Kemudian, anak yang tidak mendengar ketika dipanggil, kemudian orang bau tanah memanggilnya “tuli”.

Panggilan yang negatif, akan kuat juga terhadap perkembangan pikirannya. Oleh lantaran itu, apapun kodisinya tetap gunakan panggilan-panggilan sesuai namanya atau dengan nama panggilan yang positif.

4. Memberikan perlakuan yang tidak adil
Ketika sebuah keluarga mempunyai anak lebih dari satu, maka tetaplah adil dalam memperlakukan dan memperlihatkan kasih sayang kepada anak. Kesalahan pendidikan usia dini yang kerapkali terjadi ialah orang bau tanah yang lebih sayang dan perhatian kepada salah satu anaknya, sementara anak yang lain kurang diperhatikan.

5. Memberikan doa yang tidak baik
Doa yang tidak baik ini kerapkali diucapkan sebagian orang bau tanah ketika anaknya berbuat salah atau membangkang orang tua. Mereka sering menyumpahi dengan keinginan yang tidak baik kepada anaknya, kalau orang bau tanah merasa sakit hati atas perlakuan anaknya.

Senakal apapun anak, jangan pernah mendoakan yang buruk, namun tetap doakan yang baik-baik, semoga anak meratapi perbuatan buruknya dan kembali melaksanakan perbuatan positif.

6. Terlalu banyak larangan
Banyak kita lihat, beberapa orang bau tanah kerap kali melarang anaknya ketika mereka sedang melaksanakan sesuatu. Sebagai contoh, ketika anak sedang bermain, kemudian orang bau tanah melarangnya “jangan bermain”.

Ketika anak sedang lari-larian, orang bau tanah berkata “jangan berlari”, dan lain sebagainya.
Semakin banyak larangan yang ditetapkan orang tua, akan memperlihatkan dampak yang jelek pada perkembangan otaknya, khususnya otak kanan.

Ketika anak dihentikan untuk melaksanakan sesuatu sebagai bentuk mengekspresikan diri, maka perkembangan otak kanan yang memicu kreativitas juga akan terganggu.

Itulah salah satu hal yang menjadikan beberapa anak menjadi aib untuk mengekspresikan diri dikala dewasa, lantaran ketika kecil orang bau tanah melaksanakan kesalahan dalam pendidikan usia dini dengan memutuskan banyak larangan.

Baca juga Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini

Nah, beberapa kesalahan ihwal pendidikan usia dini yang diulas di atas sangat berdampak pada perkembangan sosial dan emosional anak. Untuk itu sebagai orang tua, hendaknya jangan melaksanakan hal-hal di atas, apapun kondisinya.
Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel